Jam 03.00 kami bangun, tetapi ada beberapa orang yang terlambat bangun sehingga
ada keterlambatan keberangkatan dari rencana saat briefing kemarin. Tetapi, itu
tidak menjadi hambatan yang terlalu besar sehingga kami langsung melanjutkan
untuk summit attack. Sebelum melakukan summit attack, kami melakukan persiapan
dengan mengenakan sarung tangan, kupluk, pakaian dan kaus kaki berlapis yang dapat
membuat kami hangat saat perjalanan maupun setelah sampai di puncak. Kami akan
berjalan ke Pos 9, lalu istirahat terlebih dahulu sebelum melakukan summit
attack. Kami berjalan ke pos 9 kira-kira 35 menit lamanya. Kami pun sampai di
pos 9, dimana sudah memasuki batas vegetasi dan pos terakhir sebelum memulai
summit attack. Di pos 9, kami sedikit memakan cemilan yang kami bawa seperti
coklat untuk sedikit mengisi tenaga sebelum menghadapi trek yang curam dan juga
banyak pasir dan kerikil yang dapat juga membahayakan pendaki karena dapat
terpeleset jika tidak berhati hati dalam mengambil langkah atau pijakan. Sumit
attack pun akan segera dimulai. Sebelum
itu, kami melakukan doa bersama agar diberikan kelancaran dan kemudahan saat
menjalani summit attack ini bersama-sama.
Kami
pun memulai summit attack dengan hati-hati. Saat perjalanan summit attack,
banyak kerikil-kerikil dan pasir yang terkadang hampir membuat kami terpeleset.
Trek yang curam membuat kami cukup lelah ditambah dengan udara dingin yang
seakan membuat kulit wajah menjadi mati rasa. Tetapi, tidak ada satu pun dari
hal tersebut yang membuat kami gentar.
Puncak
sudah di depan mata, semangat semakin membara, perjuangan yang melibatkan fisik
dan mental akhirnya terbayar juga, Puncak Gunung Slamet, 3428 mdpl. Sembilan belas
orang AM 41 mencapai puncak tanpa ada yang menyerah satu orang pun. Beberapa
orang dari kami mengalami sesak nafas, sehingga perlu diberikan oksigen oleh
divisi medis. Kami sangat senang karena ini puncak pertama yang kami capai
sebagai Anggota Muda 41 Jamadagni.
![]() |
Summit attack |
Kami
sampai di puncak jam 06.15 dan berada di sana sekitar 1 jam. Di puncak, kami dapat
melihat keindahan sunrise, samudera awan, dan juga pemandangan Gunung Sindoro
dan Sumbing. Angin di puncak sangatlah dingin dan kencang sehingga kita harus
berhati-hati agar tidak terjatuh oleh dorongan angin. Dinginnya udara
membekukan tangan dan wajah kami.
Di
puncak, kami mengabadikan momen ini dengan berfoto-foto. Kami juga mengambil
foto bersama dengan kedelapan pengantar AM 41 yang 6 diantaranya adalah anggota
penuh dan 2 lainnya merupakan tim pengantar dari SMAN 3 Bandung. Beberapa orang dari kami melakukan syuting dan mengambil video di puncak
untuk kebutuhan ekspedisi.
Setelah banyak mengambil dokumentasi, kami turun dari puncak jam 07.15. Kami turun dari puncak dan jalan ke pos 7 untuk membereskan camp dan memasak untuk melakukan rutin pagi.
![]() |
Sinar mentari pagi dan view gunung kembar Sumbing dan Sindoro |
Setelah banyak mengambil dokumentasi, kami turun dari puncak jam 07.15. Kami turun dari puncak dan jalan ke pos 7 untuk membereskan camp dan memasak untuk melakukan rutin pagi.
![]() |
Turun dari puncak |
Kami
sampai di pos 7 jam 09.05. Setelah selesai rutin pagi jam 11.10, kami
melanjutkan jalan menuju pos 6 dan sampai jam 11.40. Di pos 6 sebagian dari
kami syuting materi PPGD. 30 menit sebelum syuting berakhir, sebagian orang
memasak makanan untuk rutin siang. Setelah kami rutin siang kami berangkat ke
pos 5 untuk mendirikan camp disana. Kami sampai di pos 5 jam 14.45. Sebelum
mendirikan camp, Kami melanjutkan sebagian syuting lagi. Sebelum waktu
mendirikan camp tiba, awan kelihatan mendung dan sepertinya akan hujan, lalu
kami pun langsung mendirikan tenda agar dapat berlindung jika hujan tiba.
Setelah kami mendirikan camp, kami langsung masak untuk rutin malam. Kami pun
selesai rutin malam jam 19.20.
![]() |
Materi PPGD |
Setelah
rutin, kami evaluasi dan briefing sampai jam 20.30. Setelah itu dilakukan cek
medis oleh divisi medis. Kami merencanakan untuk bangun jam 05.00 esok hari
Komentar
Posting Komentar